MAKALAH
KEBUDAYAAN DAERAH KOTA SIBOLGA
“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ilmu
Budaya Dasar”
DISUSUN OLEH:
KAREL MANUEL SIPAHUTAR
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Daerah Sumatra Utara memiliki kekayaan
budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan
bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas beberapa suku, seperti Melayu, Nias,
Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan
(meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan Mandailing); serta penduduk
pendatang seperti Minang, Jawa dan Aceh yang membawa budaya serta
adat-istiadatnya sendiri-sendiri. Daerah ini memiliki potensi yang cukup baik
dalam sektor pariwisata, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah.
Sumatera Utara adalah daerah yang pantas
untuk diperhitungkan sebagai tujuan wisata, mulai dari wisata alam yang
memiliki panorama yang indah, wisata kuliner sampai dengan wisata sejarah yang
memiliki berbagai situs yang tersebar diwilayah Sumatera Utara. Di Sumatera
Utara kaya dengan berbagai adat budaya atau etnis yang beragam antara lain :
Etnis Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak
Simalungun, Nias, Etnis Sibolga Pesisir, dan etnis pendatang.
Semua etnis memiliki nilai budaya
masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan
pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini
sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumater Utara. Walaupun begitu
banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam
bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk
kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera
Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini
tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
B. Rumusan
Masalah
Pada
makalah ini, kami membahasnya hanya dalam ruang lingkup atau rumusan masalah
mengenai :
1. Apa
kekayaan budaya yang miliki sumatra utara?
2. Apa
bahasa di sumatra utara?
3. Bagaimana
seni dan budaya?
4. Apa
tariannya?
5. Kerajinan
apa yang ada di sumatra utara?
6. Makanan
khas apa di sumatra utara?
C. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Kekayaan budaya yang dimiliki
Sumatra utara, Bahasa, Seni dan budaya, Tarian, Kerajinan dan Makanan khas.
D. Metode
Pembahasan
Penelitian
kepustakaan, yaitu Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan
data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada
hubungannya dengan rnasalah-masalah yang diteliti.
BAB II
PEMBAHASAN
Kekayaan
budaya yang dimiliki berbagai etnis.
Batak Toba dengan Tarian Tortor, Wisata
danau toba, wisata megalitik (kubur batu), legenda (cerita rakyat), adat budaya
yang bernilai tinggi dan kuliner. Batak Karo yang terkenal dengan daerah
Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah, penghasil buah-buahan dan
sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga memiliki adat budaya
yang masih tradisional. Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai peninggalan
sejarah seperti Istana Maimoon, tari derah dan peninggalan rumah melayu juga
masjid yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Batak Angkola yang terkenal
dengan kultur budaya yang beragam, mulai dari tari daerah adat istiadat dan
merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang juga sudah dapat menembus
pasar global. Batak Pakpak Dairi yang dikenal dengan peninggalan sejarah
megalitik berupa mejan dan patung ulubalang dan tentunya juga memiliki adat
istiadat dan tari daerah juga alat musik yang khusus.
Sumatera Utara merupakan provinsi
multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini.
Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pemerintah kolonial
Hindia Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak yang dipekerjakan di
perkebunan. Pendatang tersebut kebanyakan berasal dari etnis Jawa dan Tionghoa.
Pusat penyebaran suku-suku di Sumatra Utara, sebagai berikut :
Suku
Melayu Deli : Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang
Bedagai, dan Langkat
Suku
Batak Karo : Kabupaten Karo
Suku
Batak Toba : Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir
Suku
Batak Pesisir : Tapanuli Tengah, Kota
Sibolga
Suku
Batak Mandailing/Angkola : Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan
Mandailing Natal
Suku
Batak Simalungun : Kabupaten Simalungun
Suku
Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat
Suku
Nias : Pulau Nias
Suku
Minangkabau : Kota Medan, Pesisir barat
Suku Aceh : Kota
Medan
Suku Jawa :
Pesisir Timur & Barat
Suku Tionghoa :
Perkotaan pesisir Timur & Barat.
2. Bahasa
Pada dasarnya, bahasa yang dipergunakan
secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan
bahasa Indonesia karena kedekatan bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia.
Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara,
Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu Dialek "O" begitu
juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di kabupaten Langkat masih
menggunakan bahasa Melayu Dialek "E" yang sering juga disebut bahasa
Maya-maya. Masih banyak keturunan Jawa Kontrak (Jadel - Jawa Deli) yang
menuturkan bahasa Jawa.
Di kawasan perkotaan, suku Tionghoa
lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa Indonesia. Di pegunungan, suku
Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi atas 4 logat
(Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh
suku Nias. Sedangkan orang-orang Pesisir Pantai Barat Sumut, seperti Kota
Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah serta Aceh Singkil dan Natal Madina
menggunakan Bahasa.
3. Seni
dan budaya
Musik
yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang
diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir
terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.
Alat Musik Sikambang
Alat Musik Gondang Sabangunan
Dalam bidang seni rupa yang menonjol
adalah arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan
seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah adat terdapat dalam
berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat pada kelompok
adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas
lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau. Rumah adat suku bangsa
Batak bernama Ruma Batak. Berdiri kokoh dan megah dan masih banyak ditemui di
Samosir.
Rumah adat Karo kelihatan besar dan
lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Atapnya terbuat dari ijuk
dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil berbentuk segitiga yang
disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang
berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah
tradisional lainnya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.
Bentuk rumah adat di daerah Simalungun
cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa Pematang Purba terdiri dari beberapa
bangunan yaitu rumah bolon,balai bolon,jemur,pantangan balai butuh dan lesung. Bangunan
khas Mandailing yang menonjol adalah yang disebut "Bagas Gadang"
(rumah Namora Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat). Rumah
adat Pesisir Sibolga kelihatan lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan
rumah adat lainnya. Rumah adat ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung
Nasional Sibolga.
Rumah Adat Sopo Godang
Perbendaharaan seni tari tradisional
meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada
yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat yang
merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh
dayu-datu. Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu
menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari
pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor ada yang
ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk
pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah,
parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung.
Tari magis
misalnya tari tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini
biasanya dilakukan dengan penuh kekhusukan. Selain tarian Batak terdapat pula
tarian Melayu seperti Serampang XII.
Tari Tor-Tor
Selain arsitektur,tenunan merupakan seni
kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan
kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam
upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan
kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah
hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain
merupakan lambang dari variasi kehidupan.
Pada suku Pakpak ada tenunan yang
dikenal dengan nama oles. Bisanya warna dasar oles adalah hitam kecokelatan
atau putih.
Pada
suku Karo ada tenunan yang dikenal dengan nama uis. Bisanya warna dasar uis
adalah biru tua dan kemerahan. Pada suku Pesisir ada tenunan yang dikenal
dengan nama Songket Barus. Biasanya warna dasar kerajinan ini adalah Merah Tua
atau Kuning Emas.
Kerajinan Tangan : Kain Ulos
Makanan Khas di Sumatera Utara sangat
bervariasi, tergantung dari daerah tersebut. Saksang dan Babi panggang sangat
familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta maupun masakan rumah.
Misalkan
seperti didaerah Pakpak Dairi, Pelleng adalah makanan khas dengan bumbu yang
sangat pedas. Di
tanah Batak sendiri adalah dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai
tanpa menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi
pecinta makanan santan dan pedas juga panas. Pasituak natonggi atau uang beli nira yang manis adalah istilah yang
sangat akrab disana, menggambarkan betapa dekatnya Tuak atau nira dengan
kehidupan mereka.
Lapet : Makanan Khas Saat Acara Adat
Dengke Naniarsik : Ikan Mas yang diberi bumbu biasanya disuguhkan saat acara adat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Daerah Sumatra Utara memiliki kekayaan
budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan
bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas beberapa suku, seperti Melayu, Nias,
Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan
(meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan Mandailing); serta penduduk
pendatang seperti Minang, Jawa dan Aceh yang membawa budaya serta
adat-istiadatnya sendiri-sendiri. Daerah ini memiliki potensi yang cukup baik
dalam sektor pariwisata, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah.
Semua etnis memiliki nilai budaya
masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan
pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini
sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumater Utara. Walaupun begitu
banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam
bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk
kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera
Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini
tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
II. Saran
Dilihat dari suku yang ada disumatra
saja sudah menunjukkan betapa majemuk nya bangsa Indonesia. Tetapi tidak
seharusnya kemajemukan atau perbedaan yang ada menjadi halangan untuk
mewujudkan persatuan kesatuan bangsa Indonesia.itu seharusnya menjadi suatu
kebanggaan bagi kita sebagai warga Negara Indonesia, dengan tetap
mempertahankan kebudayaan yang sudah ada menjadi cambuk untuk menumbuhkan rasa
dan semangat nasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA
-
http://www.ceritasibolga.web.id/2014/12/jajanan-khas-sibolga-dan-tapanuli-tengah.html
-
-
-
-